Rangkaian Logika Sequensial
Rangkaian
logika sequensial ini pada dasarnya mempunyai prinsip keadaan keluaran
ditentukan oleh keadaan masukan dan juga ditentukan oleh keadaan keluaran
sebelumnya. Oleh sebab itulah rangkaian logika sequensial ini mempunyai
pengingat (memori) dalam arti dapat menyimpan informasi sebelumnya.
Bentuk dasar dari rangkaian
logika sequensial ini adalah rangkaian flip – flop yang dirangkai melalui
gerbang logika NAND dan AND. Nama lain dari flip – flop yakni multivibrator
bistabil, yang memiliki 2 keluaran yaitu keluaran tinggi (high) : 1 , dan
keluaran rendah (low):0. Keluaran ini akan tetap rendah atau tinggi selama
belum ada yang merubah keadaan tersebut. Rangkaian ini harus dikendalikan oleh
satu masukan yang disebut sebagai pemicu keadaan, terus seperti itu dan berubah
sampai ada masukan dari pemicu lagi. Sebenarnya ada 3 jenis multivibrator,
yaitu astabil, monostabil, dan bistabil. Namun kali ini yang dibahas adalah
hanya yang bistabil (Flip-flop).
Berdasarkan
cara penyimpanannya, flip – flop dapat digolongkan atas:
-
RS Flip –flop
-
JK Flip – flop
-
D Flip – flop
-
T Flip – flop
1. RS FLIP-FLOP
Flip-flop RS atau SR (Set-Reset) merupakan dasar dari flip-flop jenis lain. Flip-flop ini mempunyai 2 masukan: satu disebut S (SET) yang dipakai untuk menyetel (membuat keluaran flip-flop berkeadaan 1) dan yang lain disebut R (RESET) yang dipakai untuk me-reset (membuat keluaran berkeadaan 0).
a. FF-RS (dirangkai dari NAND gate)
Rangkaian Logika FF-RS
Tabel Kebenaran FF RS
b. FF – RS Berdetak
Dengan adanya detak akan membuat FF-RS bekerja sinkron atau aktif HIGH
Simbol Logika
Rangkaian Logika FF-RS Berdetak
Tabel Kebenaran FF-RS Berdetak
2. D FLIP-FLOP
Sebuah masalah yang terjadi pada Flip-flop RS adalah dimana keadaan R = 1, S = 1 harus dihindarkan. Satu cara untuk mengatasinya adalah dengan mengizinkan hanya sebuah input saja dimana FF-D mampu mengatasi masalah tersebut
Simbol Logika
Rangkaian Logika
Tabel Kebenaran
3. JK FLIP-FLOP
FF JK mempunyai masukan “J” dan “K”. FF ini “dipicu” oleh suatu pinggiran pulsa clock positif atau negatif. FF JK merupakan rangkaian dasar untuk menyusun sebuah pencacah. FF JK dibangun dari rangkaian dasar FF SR dengan menambahkan dua gerbang AND pada masukan R dan S serta dilengkapi dengan rangkaian diferensiator pembentuk denyut pulsa clock
Simbol logika
Rangkaian Logika
Tabel Kebenaran
4. T FLIP-FLOP
Nama flip-flop T diambil dari sifatnya yang selalu berubah keadaan setiap ada sinyal pemicu (trigger) pada masukannya. Input T merupakan satu-satunya masukan yang ada pada flip-flop jenis ini sedangkan keluarannya tetap dua, seperti semua flip-flop pada umumnya. Kalau keadaan keluaran flip-flop 0, maka setelah adanya sinyal pemicu keadaan-berikut menjadi 1 dan bila keadaannya 1, maka setelah adanya pemicuan keadaannya berubah menjadi 0. Karena sifat ini sering juga flip-flop ini disebut sebagai flip-flop toggle (berasal dari scalar toggle/pasak).
Simbol Logika
Rangkaian Logika
Tabel Kebenaran
Rangkaian Logika Kombinasional
Rangkaian Logika Kombinasional memiliki prinsip output yang selalu bergantung pada kombinasi input yang ada. Rangkaian logika kombinasional tidak memiliki sifat penyimpan (memori) jadi nilai keluarannya bergantung pada nilai masukannya itu. Pada rangkaian logika ini, dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu, Product of sum dan Sum of Product
Sum Of Product , nilai 1
Bentuk rangkaian SOP ini terdiri
dari sekumpulan gerbang AND yang diumpankan
ke sebuah gerbang OR.
Prosedur desain dengan metode SOP
(Sum of Product) :
1. Menentukan tabel kebenaran
2. Menulis minterm (ANDterm) dari
masing-masing kombinasi input yang menghasilkan output 1
3. Menulis persamaan SOP sebagai
persamaan outputnya
4. Menyederhanakan persamaan
output tersebut
5. Menggambarkan rangkaian dari
hasil step 4
Product Of Sum, nilai 0
Rangkaiannya akan terdiri dari
sekumpulan gerbang OR yang diumpankan ke sebuah gerbang AND.
Prosedur desain dengan metode POS
(Product of Sum) :
1. Menentukan tabel kebenaran
2. Menulis maxterm (ORterm) dari
masing-masing kombinasi input yang menghasilkan output 0
3. Menulis persamaan POS sebagai
persamaan outputnya
4. Menyederhanakan persamaan
output tersebut
5. Menggambarkan rangkaian dari
hasil step 4
Ada beberapa Rangkaian logika
kombinasional yang akan dibahas adalah Encoder, Decoder, Multiplexer, dan
Demultiplexer.
1. Encoder
Enkoder adalah rangkaian logika
kombinasional yang berfungsi untuk mengubah atau mengkodekan suatu sinyal
masukan diskrit menjadi keluaran kode biner.
Enkoder disusun dari
gerbanggerbang logika yang menghasilkan keluaran biner sebagai hasil tanggapan
adanya dua atau lebih variabel masukan. Hasil keluarannya dinyatakan dengan
aljabar boole, tergantung dari kombinasi – kombinasi gerbang yang digunakan.
Sebuah Enkoder harus memenuhi
syarat perancangan m < 2 n . Variabel m adalah kombinasi masukan dan n
adalah jumlah bit keluaran sebuah enkoder. Satu kombinasi masukan hanya dapat
mewakili satu kombinasi keluaran.
2. Decoder
Rangkaian Dekoder mempunyai sifat
yang berkebalikan dengan Enkoder yaitu merubah kode biner menjadi sinyal
diskrit. Sebuah dekoder harus memenuhi syarat perancangan m < 2 n . Variabel
m adalah kombinasi keluaran dan n adalah jumlah bit masukan. Satu kombinasi
masukan hanya dapat mewakili satu kombinasi keluaran.
3. Rangkaian logika kombinasional Multiplexer
Rangkaian logika kombinasional
Multiplexer atau disingkat MUX adalah alat atau komponen elektronika yang bisa
memilih input (masukan) yang akan diteruskan ke bagian output (keluaran).
Pemilihan input mana yang dipilih akan ditentukan oleh signal yang ada di
bagian kontrol (kendali) Select.
4. Rangkaian Logika kombinasional
Demultiplekser
Rangkaian logika kombinasional
Demultiplekser adalah Komponen yang berfungsi kebalikan dari MUX. Pada DEMUX,
jumlah masukannya hanya satu, tetapi bagian keluarannya banyak. Signal pada
bagian input ini akan disalurkan ke bagian output (channel) yang mana
tergantung dari kendali pada bagian SELECTnya.
Suatu rangkaian diklasifikasikan sebagai kombinasional jika memiliki sifat yaitu keluarannya ditentukan hanya oleh masukkan eksternal saja. Suatu rangkaian
diklasifikasikan sequential jika ia
memiliki sifat keluarannya ditentukan
oleh tidak hanya masukkan eksternal
tetapi juga oleh kondisi sebelumnya.
No comments:
Post a Comment