DARI TUGAS MENGHASILKAN KARYA

SOFTSKILL

Thursday, 23 June 2016

Ketahanan Nasional dan Model ketahanan Negara Lain



Ketahanan Nasional
          1.      Pengertian Ketahanan Nasional
Ketahanan nasional adalah kondisi dinamis suatu bangsa berisi keuletan dan ketangguhan sebagai cerminan kemampuan bangsa dalam mengembangkan kekuatan nasional dan menjaga keutuhan nasional.
           2.      Konsep Dasar Ketahanan Nasional
a.       Ketangguhan  = kekuatan yang menyebabkan atau dapat menanggulangi beban yang di pikulnya.
b.      Keuletan = usaha secara giat dengan kemampuan yang keras dalam menggunakan kemampuan tersebut untuk mencapai tujuan.
c.       Identitas = cirri khas suatu bangsa atau Negara dilihat secara keseluruhan.
d.      Integritas = kesatuan menyeluruh dalam kehidupan nasional suatu bangsa, baik unsure social maupun alamiah, baik bersifat potensial maupun fungsional.
e.       Ancaman = hal atau usaha yang bersifat mengubah atau merombak kebijaksanaan dan usaha ini dilakukan secara konseptual, criminal dan politis.
f.       Hambatan dan gangguan = hal atau usaha yang berasal dari luar dan dari diri sendiri yang bersifat dan bertujuan melemahkan atau menghalangi  secara tidak konsepsial.
        3.      Hakekat Ketahanan Nasional Indonesia = Keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan Nasional untuk dapat menjamin kelangsungan hidup dan tujuan Negara.
          4.      Hakekat Konsepsi Ketahanan Nasional = Pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan secara seimbang, serasa dan selaras dalam seluruh aspek kehidupan Nasional.
           5.      Sifat – sifat Ketahanan Nasional
a.       Mandiri = Percaya pada kemampuan dan kekuatan sendiri, bertumpu pada identitas dan kepribadian. Kemaandirian merupakan prasyarat menjalin kerjasama yang saling menguntungkan.
b.      Dinamis = Berubah tergantung pada situasi dan kondisi bangsa dan Negara serta kondisi lingkungan strategis.
c.       Wibawa = Pembinaan ketahanan nasional yang berhasi akan meningkatkan kemampuan bangsa dan menjadi faktor yang diperhatikan pihak lain.
d.      Konsultasi dan Kerjasama = Sikap konsultatif dan kerjasama serta saling menghargai dengan mengandalkan pada kekuatan moral dan kepribadian bangsa.

Metode Astagatra
Secara antropolgis manusia merupakan mahluk Tuhan yang paling sempurna karena memiliki akal budi sehingga lahir manusia berbudaya. Sebagai manusia berbudaya maka perlulah mengadakan hubungan dengan alam sekitarnya dalam usaha mempertahankan eksistensinya dan kelangsungan hidupnya. Dalam hubungannya manusia dengan alam sekitarnya pada hakekatnya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, yaitu kesejahteraan dan keamanan. Untuk menjami kelangsungan hidup suatu bangsa diperlukan suatu konsep pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan serasi dalam semua aspek kehidupan nasional. Ketahanan nasional merupakan konsepsi dalam pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan dalam kehidupan nasional
Unsur – Unsur Ketahanan Nasional Indonesia dikenal dengan nama Astagatra yang terdiri atas Trigatra dan Pancagatra.
          1.      Trigatra
Trigatra adalah aspek alamaiah dalam unsur ketahanan Nasional Indonesia yang terdiri dari :
a.       Posisi dan Lokasi Geografi Negara
Bentuk, keadaan dan lokasi geografis suatu negara sangat mempengaruhi kehidupan bangsa yang mendiaminya dalam penyelenggaraan dan pengaturan kesejahteraan dan keamanan. Seperti halnya Indonesia yang merupakan negara kepulauan akan lebih banyak memanfaatkan potensi lautnya. Posisi atau letak geografis suatu negara akan juga menentukan peran suatu negara dalam pencaturan lalu lintas dunia dan akan menghadapi bentuk – bentuk ancaman yang berbeda. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa letak geografis suatu negara akan berpengaruh terhadap ketahanan nasional suatu bangsa.
b.      Keadaan dan Kekayaan Alam (SDA)
Kekayaan suatu negara adalah segala sumber dan potensi alam yang didapatkan di bumi, laut dan udara yang berada di wilayah suatu negara. Kekayaan tersebut meliputi flora, fauna, dan tambang yang keberadaannya bisa di atmosfer, di permukaan bumi dan di dalam bumi. Kekayaan alam itu ada yang dapat diperbarui ada yang tidak dapat diperbarui. Kekayaan alam yang ada di bumi didistribusikan secara tidak merata atau tidak teratur, sehingga ada negara yang kaya sumber daya alam dan ada pula yang miskin sumber daya alam. Hal tersebut menyebabka terjadinya ketergantungan antar negara yang pada gilirannya dapat menimbulkan problem hubungan internasional yang kompleks. Untuk megatasi kerawanan dan ancaman dengan adanya hubungan internasional, maka perlu adanya manajemen pengelolaan SDA yang berdasar asas maksimal, lestari dan berdaya asing.
c.       Keadaan dan Kemampuan Penduduk
Keadaan penduduk sangat berpengaruh terhadap penyediaan tenaga kerja pengelolaan kekayaan alam dan berpengaruh pula terhadap personal yang mampu mengelola Hankam. Pengembangan SDM Merupakan kunci menghadapi era globalisasi. SDM juga merupakan asset penting dalam upaya peningkatan daya saing yang semakin ketat. Semakin berkualitas tenaga kerja yang dimiliki suatu negara maka akan semakin baik pula dan semakin berkualitas serta berdaya saing tinggi barang yang dihasilkannya. Oleh karena itu, SDM harus digarap dengan serius agar terciptanya tenaga kerja yang bersaing sehingga mampu meningkatkan serta mempertahankan Ketahanan Nasional.
          2.      Pancagatra
Pancagatra adalah aspek sosial dalam unsur Ketahanan Nasional Indonesia, yang terdiri dari :
a.       Aspek Ideologi
Ideology yang dimiliki suatu negara dapat dikatakan sebagai Guiding of Principle. Dapat pula dikatakan sebagai rinsip yang dijadikan dasar, pedoman atau pemberi arah da tujuan yang hendak dituju dalammelangsungkan dan mengembangkan hidup dalam kehidupan nasional suatu bangsa atau negara. Sesuai dengan adanya kompleksitas atau keberagaman kehidupan manusia, ideology dapat dijabarkan ke dalam system nilai kehidupan yaitu serangkaian nilai yang tersusun secara sistematis dan merupakan kebulatan ajaran dan doktrin. Faktor yang mempengaruhi kethanan ideology yaitu nilai dan system nilai. Ideologi yang baik harus mampu menampung aspirasi masyarakat, baik secara individu maupun sosial. Aar dapat mencaapai ketahanan nasional di bidang ideology diperlukan penghayatan dan pengalaman idelogi secara sungguh – sungguh. Bagi bangsa Indonesia, pancasila haruslah dijadikan pandangan hidup bangsa Indonesia. Semakin tinggi kesadaran suatu bangsa untuk melaksanakan idelogi maka semakin tinggi ketahanan di bidang ideology.
b.      Aspek Politik
Politik diartikan sebagai asas, haluan atau kebjaksanaan yang digunakan untuk mencapai tujuan dan kekuasaan. Kehidupan politik dibagi menjadi dua bagian yaitu “Input” dimana masyarakat yang berfungsi memberikan masukan berupa pernyataan keinginan dan tuntutan serta “Output” dimana pemerintah merespon serta mengeluarkan kebijaksanaan yang berupa peraturan perundang – undangan sebagai keputusan politik. System politik yang diterapkan dalam suatu negara sangat menentukan kehidupan politik di negara yang bersangkutan. Ketahanan nasional dalam segi politik dimana adanya keseimbangan antara input dan output tersebut, sehingga mampu menciptakan kehidupan yang dinamis dan tidka menimbulkan dominansi.
c.       Aspek Ekonomi
Kegiatan ekonomi adalah seluruh kegiatan pemerintah dan masyarakat dalam mengelola faktor produksi (SDA, tenaga kerja, modal, teknologi, dan manajemen) dan distribusi barang serta jasa untuk kesejahteraan rakyat. Upaya meningkatkan ketahanan ekonomi adalah meningkatkan kapasitas produksi dan kelancaran barang dan jasa secara merata ke seluruh wilayah negara. Ketahanan di bidang ekonomi sangatlah erat dengan ketahanan nasional. Dalam usaha mewujudkan ketahanan ekonomi bangsa diperlukan stabilitas ekonomi yang sehat dan dinamis serta mampu menciptakan kemandirian dengan daya saing tinggi serta berujung pada kemakmuran rakyat. Pembangunan ekonomi juga diharapkan mampu menciptakan lapangan kerja sehingga mampu menciptakan kemakmuran rakyat serta meningkatkan pendapatan nasional.
d.      Aspek Sosial Budaya
Ketahanan sosial budaya diartikan sebagai kondisi dinamik budaya bangsa yang berisi keuletan untuk mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapai dan mengatasi ancaman, hambatan, tantangan dan gangguan baik yang datang dari dalam maupun luar. Wujud ketahanan sosial budaya tercermin dalam kondisi sosial budaya manusia yang dijiwai kepribadian sosial budaya manusia dan masyarakat Indonesia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, rukun bersatu, berkualitas, maju dan sejahtera dalam kehidupan selaras, serasi, seimbang serta kemampuan menangkal budaya asing yang tidak sesuai budaya nasional. Esensi dari ketahanan sosial dan budaya yaitu dimana masyarakat mengembangkan potensi dan kemampuan masyarakat berdasarkan Pancasila. Nilai – nilai pancasila akan diwujudkan sebagai pandangan hidup seta aturan tuntutan sikap dan oerilaku berdasarkan nilai serta elemen yang sosial budaya Indonesia.
e.       Aspek Pertahanan dan Keamanan
Ketahanan pertahanan dan kemanan diartikan sebagai kondisi dinamik kehidupan pertahanan dan kemanan bangsa Indonesia yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi ancaman, hambatan, tantangan dan gangguan yang datang dari luar maupun dalamyang membahayakan identitas, integritas dan kelangsungan hidup bangsa dan negara berdasar Pancasila dan UUD 1945. Wujud dari ketahanan pertahanan dan keamanan tercermin kemampuan memelihara stabilitas pertahanan dan keamanan yang dinamis, mengamankan pembangunan dan hasil – hasilnya serta kemampuan mempertahankan kedaulatan negara dan menangka segala bentuk ancaman. Kekuatan pertahanan nasional juga diharapkan mampu menangkal berbagai gejolak dalam negeri yang dapat secara tidak langsung melunturkan integritas bangsa. Keamanan serta kenyamanan merupakan faktor penting untuk meredam serta mencegah terjadinya gejolak dalam negeri.

Hubungan Antar Gatra dalam Ketahanan Nasional
            1.      Hubungan antar Gatra dalam Trigatra
a.       Hubungan antara Letak Geografis dengan Kekayaan Alam
·         Lokasi dan posisi geografis akan menentukan jenis kekayaan alam yang dikandungnya.
·         Lokasi geografis yang mengandung sumbe kekayaan alam, menentukan pengelolaan dan pendistribusiannya.
·         Pengelolaan kekayaan alam dan distribusinya sangat bergantung geografisnya.
b.      Hubungan antara Letak Gegrafis dengan Kemampuan Penduduk.
·         Mata pencaharian penduduk erat dengan lokasi, posisi dan kondisi geografis.
·         Adat istiadat penduduk banyak dipengaruhi oleh kondisi geografis tempat tinggalnya.
c.       Hubungan antara Kekayaan Alam dengan Penduduk
·         Taraf hidup penduduk, sangat dipengaruhi oleh kecerdasan, keterampilan dan ketangkasan penduduk dakam mengolah kekayaan alam.
            2.      Hubungan antar Gatra dalam Pancagatra
a.       Hubungan antara Ideologi dengan Politik
·         Ideology nasional akan dipengaruhi oleh system politik nasional.
·         Ideologi nasional merupakan sumber inspirasi dalam menyusun perundang – undangan negara/politik nasional.
·         Ideology nasional merupakan penentu supra dan struktur politik dalam menentukan keputusan politik bagi pemeliharaan kelangsungan hidup bangsa.
b.      Hubungan antara Ideologi dengan ekonomi
·         Ideology nasional menentukan system perekonomian yang dianut bangsa dan negara.
·         Ideology nasional mempengaruhi hubungan industrial Pancasila dengan hubungan pengusaha dan buruh.
·         Ideology nasional melandasi cara berfikir penduduk dalam menentukan produksi dan distribusinya.
c.       Hubungan antara Ideologi dengan Sosial Budaya
·         Ideologi nasional mempengaruhi bentuk hubungan sosial antar penduduk disuatu negara.
·         Ideolgi nasional sangat mempengaruhi produk dan bentuk kehidupan sosial budaya suatu bangsa.
d.      Hubungan antara Ideologi dengan Hankam
·         Ancamana terhadap negara pada umumnya diarahkan untuk meniadakan ideology negara.
·         Ideology dan Hankam menentukan system Hankam di Indonesia
e.       Hubungan antara Politik dengan Ekonomi
·         Tingkah laku polotik bangsa dapat terpengaruh oleh tingkat ekonomi bangsa.
·         Keputusan politik pemerintah dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu bangsa.
         3.      Hubungan antar Trigatra dengan Pancagatra
a.       Kekuatan dan kelemahan aspek Trigatra sangat berpengaruh terhadap kehidupan pada aspek Pancagatra dan sebaliknya.
b.      Ketahanan nasional yang bulat dan utuh didalamnya terkandung hubungan erat antar gatra dalam seluruh kehidupan Nasional.
c.       Aspek Trigatra dan Aspek Pancagatra berhubungan secara holistic-sinergistik, artinya kedua aspek tersebut saling bergantung, saling mengisi dan saling mengikat secara terpadu.
Implementasi Ketahanan Nasional
Implementasi Ketahanan Nasional diartikan melaksanakan atau menggunakan kemampuan berupa pengentahuan, keterampilan yang dilandasi sikap ulet dan tangguh untuk mengembangkan daya saing bangsa sehingga menjadi bangsa yang kompetitif dan dihormati di dunia.
Untuk menjadikan bangsa yang berdaya saing, maka bangsa Indonesia harus mampu memecahkan permasalahan yang dihadapi dengan efisien, transparan, dan accountable. Beberapa permasalah besar adalah masalah politik yang terkait dengan kesiapan menghadapai globalisasi, politik luar negari yang bebas dan aktif, masalah disintegrasi dan otonomi, sistem partai politik dan birokrasi. Permasalah dalam bidang ekonomi adalah ekonomi biaya tinggin denga adanya pungutan liar (pungli), kebijakan ekonomi yang tidak berorientasi produk domestik, ekspor kebutuh pangan, dan masih kecilnya investasi. Masalah dalam bidang sosial budaya dicerminkan rendahnya angka HDI (human development index) pada tahun 2004 pada nomor 117 dari 175 negara, pendidikan 60% penduduk masih SD, kesadaran akan lingkungan dan disiplin yang masih rendah. Kondisi ini di atas tahun 2007 menurut data HDI, Indonesia masih berada pada posisi yang banyak berubah yaitu berada pada urutan 103 dari 133 negara. Masalah dalam bidang hukum adalah lemahnya penegakan hukum, banyaknya kasus korupsi, dan pelanggaran HAM.

Model Ketahanan Nasional selain Indonesia
           1.      Model Morgenthau
Model ini bersifat deskriptif kualitatif dengan jumlah gatra yang cukup banyak. Bila model Lemhannas berevolosi dari observasi empiris perjalanan perjuangan bangsa, maka model ini diturunkan secara analitis. Dalam analisisnya, Morgenthau menekankan pentingnya kekuatan nasional dibina dalam kaitannya dengan negara-negara lain. Artinya, ia menganggap pentingnya perjuangan untuk mendapatkan power position dalam satu kawasan. Sebagai konsekuensinya maka terdapat advokasi untuk memperoleh power position sehingga muncul strategi ke arahbalanced power.
           2.      Model Alfred Thayer Mahan
Dalam bukunya The Influence Seapower on History, Alfred Thayer Mahan mengatakan bahwa kekuatan nasional suatu bangsa dapat dipenuhi apabila bangsa tersebut memenuhi unsur-unsur letak geografi, bentuk atau wujud bumi, luas wilayah, jumlah penduduk, watak nasional atau bangsa, dan sifat pemerintahan
           3.      Model Cline
Model Cline yang melihat suatu negara dari luar sebagaimana dipersepsikan oleh negara lain. Baginya hubungan antar negara pada hakikatnya amat dipengaruhi oleh persepsi suatu negara terhadap negara lainnya termasuk di dalamnya persepsi atau sistem penangkalan dari negara lainnya. Menurut Cline suatu negara akan muncul sebagai kekuatan besar apabila ia memiliki potensi geografi besar atau negara secara fisik memiliki wilayah yang besar dan sumber daya manusia yang besar pula. Model ini mengatakan bahwa suatu negara kecil bagaimanapun majunya tidak akan dapat memproyeksikan diri sebagai negara besar. Sebaliknya suatu negara dengan wilayah yang besar akan tetapi jumlah penduduknya kecil juga tidak akan menjadi negara besar walaupun berteknologi maju.

           4.      Sistem Ketahanan Nasional America
Departemen Pertahanan (Department of Defense, Defense Department, USDOD, DOD, DoD, atau the Pentagon adalah Departemen Eksekutif Pemerintah Amerika Serikat yang bertugas mengoordinasikan dan mengawasi seluruh lembaga dan fungsi pemerintahan yang berkaitan dengan keamanan nasional dan Angkatan Bersenjata Amerika Serikat. Departemen ini juga merupakan badan dengan karyawan terbanyak di dunia, yaitu lebih dari 2,13 juta tentara, pelaut, marinir, pilot, dan pekerja sipil aktif dan lebih dari 1,1 juta anggota Garda Nasional, Angkatan Udara, Laut, Udara, dan Cadangan Marinir. Jumlah totalnya mencapai 3,2 juta personel, termasuk pekerja sipil.

Departemen yang dipimpin Menteri Pertahanan ini memiliki tiga departemen militer bawahan, Departemen Angkatan Darat A.S., Departemen Angkatan Laut A.S., dan Departemen Angkatan Udara A.S.. Selain itu, ada pula sejumlah Lembaga Pertahanan seperti Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA), Defense Intelligence Agency (DIA), Defense Logistics Agency (DLA), Missile Defense Agency, National Geospatial-Intelligence Agency (NGA), National Reconnaissance Office (NRO), National Security Agency (NSA), dan Pentagon Force Protection Agency (PFPA). Semuanya diketuai oleh Menteri Pertahanan. DoD juga mengoperasikan beberapa sekolah dinas gabungan seperti National Defense University (NDU) dan National War College (NWC).
Departemen ini mendapatkan anggaran terbanyak dibandingkan badan federal lainnya. Jumlah anggaran yang diterima mencapai lebih dari satu setengah kali anggaran terikat federal setiap tahunnya.
          5.      Balance of Power dalam Sistem Internasional Model Kaplan

-  Model Oligopolar atau Balance of Power klasik.
Sistem internasional meliputi paling tidak 5 kekuatan besar dan tidak ada organisasi regional (seperti Masyarakat Eropa) atau organisasi internasional (seperti PBB). Aliansi-aliansi dalam sistem tersebut cenderung besifat spesifik dan masa berlakunya singkat, dan aliansi-aliansi tersebut cenderung bergeser berdasarka kemajuan yang bersifat pragmatis dan bukan yang bersifat ideologis.
-Model Bipolar Longgar.
Model ini disebut juga Perang Dingin, yang mencirikan sejarah dunia sejak 1974 sampai dengan 1971. Model ini berjalan ketika sistem internasional memiliki dua superpower. Masing-masing superpower tersebut bertindak sebagai sekutu, pelindung, dan bahkan pengontrol sejumlah negara-negara yang lebih lemah yang termasuk ke dalam blok nya.
-Model Bipolar ketat,
asumsinya yang utama adalah bahwa semua negara-negara nonblok  akan terserap masuk kedalam salah satu blok. Model ini bisa diumpamakan sebagai suatu dunia yang seluruhnya dibagi oleh dua kerajaan besar, yang satu dikepalai oleh Washington, dan yang lain oleh Moscow. Dalam sistem ni kedua negara  superpower secara formal akan sepakat untuk mengurangi berbagai perbedaan yang bersifat ideologis dan bekerjasama dalam mengelola daerah masing-masing serta menjaga sistem internasional demi kepentingan masing-masing.  
-Model Veto Unit atau Proliverasi.
Sistem internasional ini melukiskan dimana banyak negara yang memiliki kapabilitas senjata nuklir, mereka gunakan untuk menghalangi politik negara lain. Model ini akan menciptakan iklim dimana masing-masing negara bisa mengancam yang lain –untuk mati bersama – apabila keinginannya tidak ditanggapi. Kesempatan untuk musnah dalam sistem ini yang diakibatkan oleh kesalahan perhitungan, irrasionalitas, sikap keras kepala dan kecelakaan adalah sangat tinggi. Karena khawatir akan terjadi kecelakaan yang mengakibatkan terjadinya perang nuklir akibat salah pengertian, maka negara-negara cenderung akan membatasi kontak hubungan mereka melalui sistem veto-unit. Sistem ini bisa meningkat kepada proporsi yang lebih menakutkan andaikata aktor-aktor sub-nasional memiliki senjata nuklir dan alat-alat lain yang kejam namun efektif dalam menembakkannya. Aktor-aktor tersebut antara lain adalah: teroris atau kelompok pembebasan, organisasi-organisasi kejahatan seperti mafia, perusahaan-perusahaan multinasional, minoritas etnik, atau orang-orang gila yang menginginkan terjadinya pembunuhan manusia secara besar-besaran.
-Model Keamanan Kolektif (collective security model).
Sebuah model yang ideal dengan membayangkan bahwa PBB berjalan menurut cita-cita mulia para pendirinya. Model keamanan kolektif ini memerlukan suatu sistem pengaturanyang bersifat sukarela. Dalam sistem ini kekuatan militer tidak akan diperkenankan menjadi alat kekuatan politik; tidak ada aliansi jangka pendek maupun panjang; setiap agresi yang dilakukan suatu negara terhadap negara lain akan dihukum dengan sanksi-sanksi ekonomi dan militer yang ditetapkan secara kolektif oleh semua negara. Karena itu, sistem ini akan merupakan sistem yang relatif aman sepanjang masa. Dalam lingkungan dimana ada keamanan kolektif seperti itu, PBB atau penggantinya akan jauh lebih efektif dalam menyelesaikan perselisihan internasional secara damai.


No comments:

Post a Comment