DARI TUGAS MENGHASILKAN KARYA

SOFTSKILL

Tuesday 24 January 2017

Teknik Encoding Polar Unipolar dan Bipolar



TUGAS V-CLASS 3

1.       Jelaskan tentang teknik encoding Polar
2.       Jelaskan tentang teknik encoding Unipolar
3.       Jelaskan tentang teknik encoding Bipolar
4.       Apakah yang anda ketahui tentang satelit?
5.       Sebutkan kelebihan dan kelemahan menggunakan jaringan satelit!

1. Teknik Encoding Polar (Polar Encoding Technique) 
     Sinyal polar adalah elemen-elemen sinyal dimana salah satu logic statenya diwakili oleh level tegangan positif dan yang lainnya oleh level tegangan negatif. Jenis pengkodean polar menggunakan 2 (dua) buah level tegangan yaitu –V dan +V (tegangan positif dan negatif) untuk menyatakan data biner dengan nilai 0 dan 1.
NRZ-L (Non-Return to Zero Low)

Level +V digunakan untuk menyatakan data biner 0, sedangkan level tegangan –V digunakan untuk menyatakan data biner 1.


                                        
NRZ-I (Non-Return to Zero Inverted)
Representasi level –V atau +V menyatakan adanya perubahan data biner dari menuju logika 1. Artinya, setiap ada perubahan urutan data biner dari 0 ke 1 atau 1 ke 1, maka level tegangan akan berubah dari sebelumnya. Misalkan level sebelumnya +V maka perubahan bit 0 ke 1 atau 1 ke 1 menyebabkan levelnya menjadi –V dan sebaliknya jika level sebelumnya –V maka perubahan data biner dari 0 ke 1 atau 1 ke 1 menyebabkan levelnya berubah menjadi +V. Perubahan data dari 0 ke 0 dan 1 ke 0 tidak akan menyebabkan perubahan level tegangan.
                                                 


RZ (Return to Zero )


Pengkodean saluran jenis Return to Zero (RZ) menggunakan level –V dan +V dengan transisi di pertengahan bit data biner. Data biner 0 dinyatakan dengan transisi dari level –V menuju 0V, sedangkan data biner 1 dinyatakan dengan transisi dari level +V menuju 0V. Contoh pengkodean saluran jenis RZ ditunjukkan pada gambar berikut ini.



                                             


Manchester

Pengkodean Manchester menggunakan level –V dan +V dengan transisi ditengah-tengah bit data biner. Data biner 0 dinyatakan dengan transisi level tegangan dari +V menuju –V, sedangkan data biner 1 dinyatakan dengan transisi level tegangan dari –V menuju +V. 

Differential Manchester

Pengkodean Differential Manchester merupakan modifikasi pengkodean Manchester, dimana letak transisi level tegangan dari –V menuju +V atau sebaliknya yaitu +V menuju –V dipengaruhi oleh data biner. Data biner 0 ditandai dengan transisi level tegangan terletak diawal interval data bit, sedangkan data biner 1 ditandai dengan transisi level tegangan terletak ditengah interval bit dari data.



2.Teknik Encoding Unipolar
Pengkodean saluran jenis polar tunggal atau unipolar adalah suatu pengkodean yang paling sederhana. Pengkodean unipolar hanya menggunakan sebuah level tegangan atau satu polaritas untuk menyatakan dua posisi bilangan biner yaitu yaitu 0V (bila tidak ada tegangan) dan +V untuk menyatakan data biner 0 dan 1. Pengkodean unipolar mempunyai sedikit dua persoalan, yakni komponen DC dan sinkronisasi.

- Komponen DC
Apabila amplitudo rata-rata dari sinyal unipolar tidak nol (1), maka hal ini disebut dengan komponen DC (dengan frekuensi nol). Dan apabila sinyal berisi komponen DC, maka tidak dapat disalurkan ke media tertentu yang mana kebanyakan media tidak dapat menangani komponen DC.
- Sinkronisasi
Bila sinyal tidak bervariasi, maka penerima tidak dapat membedakan mana yang awal dan mana yang akhir dari tiap-tiap bit. Inilah masalah sinkronisasi dari pengkodean unipolar, yang memungkinkan aliran datanya terdiri dari deretan panjang logika 1 atau 0. Pengkodean digital menggunakan perubahan level tegangan untuk mengindikasikan adanya perubahan bit. Perubahan sinyal juga memberikan indikasi bahwa satu bit telah berakhir dan dimulai bit berikutnya.
Adapun contoh gambar dari pengkodean polar tunggal (unipolar), yaitu pada Gambar 1.Contoh pengkodean saluran jenis unipolar tunggal digambarkan sebagai berikut.






3. Teknik Encoding Bipolar (Bipolar Encoding Technique)


Pengkodean bipolar yaitu pengkodean dengan menggunakan 3 (tiga) buah level tegangan yaitu –V, 0V, dan +V untuk menyatakan data biner.


Bipolar-AMI
Pengkodean Bipolar-AMI menggunakan level tegangan 0V untuk menyatakan data biner 0, sedangkan data biner 1 dinyatakan dengan level tegangan –V dan +V secara bergantian.



Bipolar 8 Zeros Substitution

Bipolar dengan 8 Zeros Substitution
Berdasarkan bipolar-AMI
Apabila terdapat 8 level tegangan nol berurutan, maka kedelapan level tegangan tersebut disubstitusi oleh level tegangan 000VB0VB
Keterangan :

V = Valid bipolar signal
B = Bipolar violation






High Density Bipolar 3 Zeros

Berdasarkan bipolar-AMI
Jika jumlah sinyal tidak nol setelah substitusi terakhir adalah ganjil, maka substitusi dilakukan dengan menggunakan level tegangan 000V.
Jika jumlah sinyal tidak nol setelah substitusi terakhir adalah genap, maka substitusi dilakukan dengan menggunakan level tegangan B00V.


4. Pengertian Satelit
Satelit adalah benda yang mengorbit benda lain dengan waktu rotasi dan revolusi tertentu. Sedangkan dalam kamus besar Bahasa Indonesia, satelit adalah bintang siarah yang mengedari bintang siarah yang lebih besar, misalnya bulan yang mengedari bumi. Satelit dapat mengelilingi planet karena adanya gaya gravitasi planet.

5. Kelebihan dan Kekurangan satelit 

Kelebihan satelit
- VSAT bisa dipasang dimana saja selama masuk dalam jangkauan satelite,

- Kecepatan bit akses tinggi dan bandwidth lebar,

- Komunikasi dapat dilakukan baik titik ke titik maupun dari satu titik ke banyak titik secara broadcasting, multicasting,

- Sangat baik untuk daerah yang kepadatan penduduknya jarang dan belum mempunyai infrastuktur telekomunikasi.

- Handal dan bisa digunakan untuk koneksi voice, video dan data, dengan menyediakan bandwidth yang lebar,

- Jika ke internet jaringan akses langsung ke ISP/ NAP router dengan keandalannya mendekati 100%,

Kelemahan satelit

- Distance insensitive: Biaya komunikasi untuk jarak pendek maupun jauh relatif sama.

- Hanya ekonomis jika jumlah User besar dan kapasitas digunakan secara intensif.

- Delay propagasi besar.

- Rentan terhadap pengaruh atmosfir

- Besarnya throughput akan terbatasi karena delay propagasi satelit geostasioner. Kini berbagai teknik protokol link sudah dikembangkan sehingga dapat mengatasi problem tersebut.

- Diantaranya penggunaan Forward Error Correction yang menjamin kecilnya kemungkinan pengiriman ulang.




No comments:

Post a Comment