DARI TUGAS MENGHASILKAN KARYA

SOFTSKILL

Monday 3 October 2016

Pengertian Aliran Uang dan Proyek Dimensi Moneter

EKONOMI TEKNIK

1.ALIRAN UANG (CASHFLOW) DAN PENYUSUNANNYA

Pengertian CashFlow
Aliran uang atau biasa disebut juga sebagai cashflow merupakan proses perputaran uang didalam suatu instansi atau bisnis tertentu yang pada mana mempunyai pengeluaran dan pemasukan kembali pada usaha tersebut dalam perode atau jangka waktu tertentu. Aliran uang ini biasanya kan tersimpan didalam storage atau kas penyimpanan badan usaha tersebut, yang akan menjadi dana investasi bagi pemilik badan usaha tersebut.
Aliran uang atau cashflow memliki bebrap jenis antara lain:

1. E (Employee)
Anda punya pekerjaan, anda menukar waktu dan tenaga untuk diganti dengan sejumlah uang. Atau anda pencari pekerjaan yang aman dan menjamin, dengan bayaran tinggi dan tunjangan bagus.

2. S (Self Employee
Anda memiliki pekerjaan, anda adalah superman dalam pekerjaan anda. Apabila anda sakit, pekerjaan dan aliran uang anda juga sakit. Anda tidak akan pernah menemukan orang yang pantas untuk pendelegasian tugas anda. Dengan bayaran tinggi, anda adalah pekerjaan anda. Anehnya, banyak orang yang merasa sudah berada di sisi B padahal sejatinya masih berada di sisi S.

3. B (Business Owner)
Anda memiliki sistem dan orang bekerja untuk anda. Anda senantiasa mencari orang untuk mengisi posisi tertentu dalam sistem milik anda.

 4. I (Investor)
Uang bekerja untuk anda. Anda hanya pencari sistem yang kuat dan teruji untuk anda investasikan uang anda disana. Investor ulung hanya menginvestasikan sebagian kecil uang mereka ke sistem yang sedang berkembang. Biasanya, merekalah yang menguasai ekonomi secara tidak langsung.
Telah saya singgung sebelumnya, cashflow selalu berkaitan dengan penyimpanan uang atau biasa disebut kas. Kas disini terbagi beberapa macam yang dapat diartikan berbeda-beda:
-          Aliran kas awal (Initial Cash Flow) merupakan aliran kas yang berkaitan dengan pengeluaran untuk kegiatan investasi misalnya; pembelian tanah, gedung, biaya pendahuluan dsb. Aliran kas awal dapat dikatakan aliran kas keluar (cash out flow).
-          Aliran kas operasional (Operational Cash Flow) merupakan aliran kas yang berkaitan dengan operasional proyek seperti; penjualan, biaya umum, dan administrasi. Oleh sebab itu aliran kas operasional merupakan aliran kas masuk (cash in flow) dan aliran kas keluar (cash out flow).
-          Aliran kas akhir (Terminal Cash Flow) merupakan aliran kas yang berkaitan dengan nilai sisa proyek (nilai residu) seperti sisa modal kerja, nilai sisa proyek yaitu penjualan peralatan proyek.
-          Cash flow mempunyai beberapa keterbatasan-keterbatasan antara lain;
a) Komposisi penerimaan dan pengeluaran yang dimasukan dalam cash flow hanya yang  bersifat tunai.
b) Perusahaan hanya berpusat pada target yang mungkin kurang fleksibel
c) Apabila terdapat perubahan pada situasi internal maupun eksternal dari perusahaan yang dapat mempengaruhi estimasi arus kas masuk dan keluar yang seharusnya diperhatikan, maka akan terhambat karena manager hanya akan terfokus pada budget kas misalnya; kondisi ekonomi yang kurang stabil, terlambatnya customer dalam memenuhi kewajibanya

2. PRINSIP-PRINSIP PENYUSUNAN CASH FLOW (ALIRAN KAS)

Dalam menyusun Cash Flow, ada beberapa prinsip yang harus diketahui terlebih dahulu yaitu: Cash Flow disusun dengan basis tunai (Cash Basis).
Hal ini berbeda dengan penyusunan Laporan Keuangan yang umumnya menggunakan Accrual Basis.Pada Cash Basis:
·          Pendapatan diakui pada saat uang tunai diterima, bukan pada saat penjualan dilakukan.
·          Biaya-biaya diakui pada saat uang tunai dikeluarkan, bukan pada saat biaya timbul.
Sedangkan pada Accrual Basis, pendapatan dan biaya diakui pada saat kejadian, dan hal tersebut belum tentu sama dengan waktu terjadi perpindahan uang tunai.
Contoh:
PT. SATRIA MANDIRI memiliki sistem penjualan dan pembelian yang dilakukan secara tunai. Income Statement per akhir tahun adalah sebagai berikut:
Penjualan Bersih                                 :           Rp. 1.000
Harga Pokok Penjualan                       :           Rp.    800 (-)
Laba Kotor                                          :           Rp.    200
Biaya Operasional
-       Gaji/Bonus      : Rp. 50
-       Lain-lain          : Rp. 40
-       Depresiasi        : Rp. 20 (+)
Rp.    110 (-)
Laba Bersih Operasional                                Rp.      90
Pajak Penghasilan 30 %                                  Rp.      30 (-)
Laba Bersih Setelah Pajak                              :Rp.      60

Dalam perhitungan Cash Flow, kita tidak memperhitungkan biaya depresiasi sebagai biaya karena depresiasi merupakan biaya non-kas. Dengan demikian, dari perhitungan Rugi/Laba diatas, Cash Flow yang sebenarnya adalah sebagai berikut:
Laba Bersih                 : Rp.   60
Depresiasi                    : Rp.   40 (+)
Cash flow                    : Rp  100
Cash Flow dapat disusun dengan periode (interval) per tahun, per bulan, bahkan per hari. Tentu saja semakin pendek interval yang dipakai, hasil penyusunan akan memiliki ketepatan yang lebih tinggi. Untuk Bank, umumnya kita menggunakan interval bulanan atau tahunan.

.FORMAT CASH FLOW 

Bentuk (format) cash flow sangat bervariasi. Tidak ada satu bentuk baku yang dipakai secara umum. Walaupun demikian, apapun bentuk yang dipakai, format Cash Flow terdiri dari komponen-komponen berikut:
1.      Saldo Awal Kas (Beginning Cash Balance)
Yaitu jumlah uang tunai (kas) yang dimiliki perusahaan di awal periode.
2.      Kas Masuk atau Penerimaan kas (Cash Inflow)
Yaitu aliran kas yang diterima oleh perusahaan selama waktu tertentu sesuai dengan interval perhitungan (sehari, sebulan, triwulan, dan seterusnya). Yang dimaksud dengan Cash Flowadalah uang tunai yang benar-benar diterima.
Beberapa contoh komponen yang termasuk dalam Cash Flow adalah:
·          Piutang Dagang yang tertagih (Account Receivable Collected), yaitu Piutang Dagang yang dibayar oleh pelanggan sehubungan dengan penjualan kredit yang dilakukan oleh perusahaan.
·          Pendapatan Bunga (Interest Income) atas simpanan yang ada di Bank, seperti jasa giro, bunga deposito, dan lain-lain. Pendapatan bunga mungkin juga diperoleh dari pelanggan perusahaan yang terlambat membayar piutang dagang yang telah jatuh tempo sehingga memberikan sejumlah kompensasi kepada perusahaan dalam bentuk bunga. Pendapatan jenis ini dapat ditemukan di pos Other Income (pendapatan lain-lain) di Income Statement.
·          Restitusi PPN (Pajak Pertambahan Nilai) untuk para eksportir yang menggunakan bahan baku dalam negeri, yang pada saat membeli bahan baku mereka telah membayar PPN.
·          Pengembalian Kelebihan Pph (Pajak Penghasilan) yang telah dibayar
·          Penerimaan Uang Tunai sehubungan dengan penjualan aktiva tetap yang dilakukan perusahaan.
·          Injeksi Dana Segar dari pemegang saham. Misalnya adanya penambahan modal disetor, pemberian pinjaman oleh para pemegang saham, dan lain-lain.
3.      Total Kas yang Tersedia (Total Cash Available)
Yaitu penjumlahan antara saldo awal kas dengan penerimaan tunai periode yang bersangkutan. Saldo ini menunjukkan total uang tunai yang dimiliki perusahaan untuk periode tersebut. Kas yang tersedia inilah yang dipergunakan oleh perusahaan untuk membayar seluruh kewajiban tunainya.
4.      Kas Keluar atau Pengeluaran Kas (Cash Out Flow)
Yaitu aliran pembayaran kas (tunai) yang dilakukan perusahaan. Komponen ini adalah kebalikan dari Cash In Flow. Pada Cash In Flow perusahaan menerima uang tunai, maka pada Cash Out Flow perusahaan mengeluarkan uang tunai.
Beberapa contoh komponen Cash Out Flow adalah:
·          Pembayaran Utang Dagang (Account Payable Paid), Yaitu utang dagang yang jatuh tempo yang harus dibayar sehubungan dengan pembelian secara kredit oleh perusahaan.
·          Biaya Margin (Margin Expense) akibat pemakaian dana pinjaman, seperti pinjaman bank, leasing, dan lain-lain.
·          Upah Buruh (Labour Cost), misalnya untuk industri manufaktur.
·          Biaya Operasional Tunai seperti biaya gaji dan bonus karyawan, biaya utilitas (listrik, air, telepon), biaya asuransi, biaya perjalanan, dan lain-lain.
·          Utang Pph yang masih harus dibayar
·          Biaya-biaya kredit seperti provisi kredit, biaya administrasi kredit, dan lain-lain.
·          Pembelian Aktiva Tetap (Capital Expenditure) seperti pembelian mesin-mesin, peralatan, tanah, dan bangunan, dan lain-lain.
·          Pembayaran Deviden Tunai (Cash Dividend)
·          Pembayaran Angsuran Pokok Utang (Principle Repayment)
5.      Surplus/Defisit Kas Perusahaan (Net Cash Surplus/Defisit)
Yaitu selisih antara total kas yang tersedia dengan Cash Out Flow. Ada beberapa indikasi yang ditunjukkan oleh perusahaan yang memiliki kas surplus yang cukup besar terus menerus yaitu:
·        Kemampuan membayar angsuran pokok pinjaman (bila ada) masih cukup besar. Dalam kasus seperti ini, kita dapat mempertimbangkan kemungkinan pemberian pinjaman yang tidak terlalu lama.
·        Jika perusahaan memiliki pinjaman jangka pendek, kas yang surplus menunjukkan bahwa pinjaman jangka pendek tersebut dapat dilunasi.
Segalanya, bila kas adalah defisit, ada beberapa indikasi yang ditunjukkan:
·        Angsuran pokok pinjaman (bila ada) terlalu besar. Untuk menguji hal ini, kita dapat mencoba mengeluarkan angsuran pokok dari Cash Out Flow. Bila pengujian ini benar, kita harus memberi pinjaman yang lebih panjang yang angsuran pokoknya per periode lebih ringan.
·        Perusahaan membutuhkan tambahan pinjaman untuk menutup kekurangan kas tersebut.
·        Bila defisit hanya terjadi pada interval awal, berarti terdapat kebutuhan akan grace perioduntuk pinjaman jangka panjang yang diberikan. Perusahaan baru mulai dapat melakukan pembayaran angsuran pokok pinjaman bila saldo telah menunjukkan angka positif (surplus).
6.      Saldo Kas Minimum (Minimum Cash Balance)
Yaitu sejumlah uang tunai tertentu yang mengendap di perusahaan sepanjang waktu, misalnya untuk keperluan kas kecil. Untuk pedagang mobil bekas (used car), setiap saat harus memiliki sejumlah uang tunai agar dapat langsung melakukan pembelian bila ada mobil yang ingin dibeli.
7.      Kebutuhan Dana Tambahan (Additional Financial Needs)
Yaitu jumlah dana yang dibutuhkan untuk menutup defisit kas.
Jumlah dana yang dibutuhkan ini tergantung pada besarnya saldo kas minimum dan kondisi kas perusahaan (defisit / surplus).
·        Bila tidak ada saldo kas minimum yang ingin dipelihara oleh perusahaan, saldo defisit kas sama dengan jumlah kebutuhan dananya.
·        Bila ada saldo kas minimum yang harus di jaga, dan saldo kas adalah defisit, kebutuhan dana tambahan sebesar saldo kas minimum ditambah jumlah defisit kas.
·        Bila ada saldo kas minimum yang harus di jaga, dan saldo kas adalah surplus, tetapi lebih kecil daripada saldo kas minimum yang disyaratkan, kebutuhan dana tambahan adalah sebesar selisih antara saldo kas minimum dengan saldo surplus.
·        Bila ada saldo kas minimum yang harus di jaga, dan posisi kas adalah surplus, dimana nilai surplus di atas saldo kas minimum, maka tidak dibutuhkan dana tambahan.
8.      Saldo Kas Akhir (Ending Cash Balance)
Yaitu posisi kas di akhir periode (interval) setelah memperhitungkan kebutuhan dana tambahan.
Secara matematis, suatu Format Cash Flow secara umum dapat ditulis sebagai berikut:
BEGINNING CASH BALANCE                                                   :     A
CASH INFLOW                                                                              :     B
TOTAL CASH AVAILABLE                                                        :     C ( A + B )
CASH OUTFLOW                                                                          :     D

NET CASH SURPLUS                                                                   :     E ( C – D )
MINIMUM CASH BALANCE                                                      :     F
ADDITIONAL FINANCIAL NEEDS                                            :    G

ENDING CASH BALANCE                                                          :     H ( F + G )


F   =   0
Jika  E   <   0               maka               G  =  E               (Nilai Absolut)
Jika  E  > = 0               maka               G  =  0
F   >   0
Jika  E   <   0               maka               G  =  F  +  E       (Nilai Absolut)
Jika  E   =   0               maka               G  =  F
Jika  E   <   E   <   E    maka               G  =  F  -  E
Jika  E  >=  F               maka               G  =  0

3. PERHITUNGAN ALIRAN UANG (CASHFLOW)

Ada 2 cara dalam menghitung cash flow, yaitu:
  1. Kas Masuk Bersih= EAT+ Penyusutan.
Jika proyek/usaha tersebut dibiayai dengan modal sendiri.
  1. Kas Masuk Bersih= EAIT+Penyusutan+Bunga (1-tax)
Jika proyek
Contoh Cash Flow
UraianMenurut lap. AkuntansiKeteranganArus Kas
  1. Pendapatan
Rp. 400 jutaKas MasukRp. 400 juta
  1. Biaya-Biaya
-Total Biaya
-Penyusutan
Rp. 200 jutaRp. 100 jutaKas KeluarKas MasukRp. 200 jutaRp. 100 juta
  1. Laba Sebelum pajak (EBT)
Rp. 100 juta
  1. Pajak 50%
Rp. 50 juta
Laba Setelah Pajak (EAT)Rp. 50 juta
Cash flow = EAT+Penyusutan    = 50 juta + 100 juta
                                                         = 150 juta
Catatan:
EBT = Earning Before Tax (Laba Sebelum Pajak)
EAT = Earning After Tax (Laba Setelah Pajak)
Khusus bagi perusahaan yang sudah ada sebelumnya dan hendak melakukan ekspansi atau perluasan usaha, penilaian dapat pula dilakukan dari laporan keuangan yang dimilikinya. Laporan keuangan yang dinilai biasanya adalah neraca dan laporan laba rugi untuk beberapa periode (Kasmir & Jakfar, 2005:137).
Aplikasi Untuk Cash Flow Setiap Tahun Berbeda
Suatu perusahaan (asumsi) sedang mempertimbangkan usulan proyek investasi sebesar Rp. 50 juta selama 5 tahun, dengan tingkat pengembalian yang disyaratkan 20 %, perkiraan arus kas (cash flow) pertahunnya sebagai berikut:
TahunArus kas
117.500.000
219.000.000
320.500.000
422.000.000
524.500.000
Hitunglah keuntungan perusahaan tersebut dengan menggunakan analisis NPV!
Rumus.
               CF1     CF2       CF3         CFN
PV   =            +           +        +….+           – OI
                        (1+i)1   (1+i)2   (1+i)3              (1+i)n
NPV=    PV Cash flow – Nilai Investasi (Original investment)
Tahun(1)Cash Flow(2)Interest Rate(3)Present Value(4)=(2)x(3)
1Rp. 17.500.0000,833Rp. 14.577.500
2Rp. 19.000.0000,694Rp. 13.186.000
3Rp. 20.500.0000,579Rp. 11.869.500
4Rp. 22.000.0000,482Rp. 10.604.000
5Rp. 24.500.0000,402Rp. 9.849.000
Total present valueOriginal investmentRp. 60.086.000Rp. 50.000.000
Net Present ValueRp.10.086.000
Berdasarkan kriteria NPV, usulan proyek investasi tersebut sebaiknya diterima karena NPV-nya positif. Artinya dana sebesar Rp. 50 juta yang diinvestasikan selama 5 tahun dalam proyek tersebut dapat menghasilkan present value cash flow sebesar Rp. 10.086.000
Aplikasi Untuk Cash Flow Setiap Tahun Sama
Suatu perusahaan mempertimbangkan usulan proyek investasi sebesar Rp. 50 juta dengan arus kas (cash flow) Rp. 25 juta pertahun sebesar Rp. juta selama 5 tahun dengan tingkat pengembalian yang disyaratkan 20 %.
Tahun(1)Cash Flow(2)Intrest Rate(3)Present Value(4)=(2)x(3)
1Rp. 25.000.0000,833Rp. 20.825.000
2Rp. 25.000.0000,694Rp. 17.350.000
3Rp. 25.000.0000,579Rp. 14.475.000
4Rp. 25.000.0000,482Rp. 12.050.000
5Rp. 25.000.0000,402Rp. 10.050.000
Total present valueOriginal investmentRp. 74.750.000Rp. 50.000.000
Net Present ValueRp. 24.750.000
Berdasarkan kriteria NPV, usulan proyek investasi tersebut sebaiknya diterima kerena NPV-nya positif. Artinya dana sebesar Rp. 50 juta yang diinvestasikan selama 5 tahun dalam proyek tersebut dapat menghasilkan present value cash flow sebesar Rp. 24.750.000
  1. Profit Sharing
Dari contoh diatasDisini peneliti ingin mengadakan perbandingan dalam menilai kelayakan investasi melalui contoh yang sama dengan menggunakan analisis Profit Sharing, dengan tetap melihat perkiraancash flow.
Contoh:
Suatu perusahaan (asumsi) sedang mempertimbangkan usulan proyek investasi sebesar Rp. 50 juta selama 5 tahun dengan nisbah bagi hasil 80:20, perkiraan arus kas (cash flow) pertahunnya sebagai berikut:
TahunArus kas
117.500.000
219.000.000
320.500.000
422.000.000
524.500.000
Hitunglah keuntungan perusahaan tersebut dengan menggunakan analisis profit sharing!
Tahun(1)Cash flow(2)Nisbah Bagi Hasil(3)Profit Sharing(4)=(2)x(3)
1Rp. 17.500.0000,2Rp. 3.500.000
2Rp. 19.000.0000,2Rp. 3.800.000
3Rp. 20.500.0000,2Rp. 4.100.000
4Rp. 22.000.0000,2Rp. 4.400.000
5Rp. 24.500.0000,2Rp. 4.900.000
Total ProfitJumlah InvestasiRp. 20.700.000Rp. 50.000.000
Profit SharingRp. -29.300.000
Berdasarkan analisis Profit Sharing, usulan proyek investasi tersebut sebaiknya ditolak, karena jumlahProfit Sharing lebih kecil dari jumlah investasi. Artinya dana sebesar Rp. 50 juta yang diinvestasikan selama 5 tahun dalam proyek tersebut dapat menghasilkan profit sharing cash flow sebesar Rp. -29.300.000
Namun, dalam analisis profit sharing besar kecilnya nisbah bagi hasil dapat ditetapkan secara bersama dengan berlandaskan prinsip keadilan. Artinya dalam hal ini, pihak investor dapat menawar kembali jumlah nisbah tersebut. Misalnya, berdasarkan kesepakatan antara pihak pengelola dana dan pihak pemberi dana terjadi kesepakatan nisbah bagi hasil 50:50
Tahun(1)Cash flow(2)Nisbah Bagi Hasil(3)Profit Sharing(4)=(2)x(3)
1Rp. 17.500.0000,5Rp. 8.750.000
2Rp. 19.000.0000,5Rp. 9.500.000
3Rp. 20.500.0000,5Rp. 10.250.000
4Rp. 22.000.0000,5Rp. 11.000.000
5Rp. 24.500.0000,5Rp. 12.250.000
Total ProfitJumlah InvestasiRp. 51.750.000Rp. 50.000.000
Profit SharingRp. 1.750.000
Berdasarkan analisis profit sharing dengan nisbah 50:50, jumlah profit adalah Rp. 1.750.000. Artinya, jika proyek investasi ini terjadi investor akan mendapatkan keuntungan sebesar Rp. 1.750.000
Aplikasi Untuk Cash Flow Setiap Tahun Sama
Suatu perusahaan mempertimbangkan usulan proyek investasi sebesar Rp. 50 juta dengan arus kas (cash flow) Rp. 25 juta pertahun sebesar Rp. juta selama 5 tahun dengan tingkat pengembalian yang disyaratkan dengan nisbah bagi hasil 80:20.
Tahun(1)Cash flow(2)Nisbah Bagi Hasil(3)Profit sharing(4)=(2)x(3)
1Rp. 25.000.0000,2Rp. 5.000.000
2Rp. 25.000.0000,2Rp. 5.000.000
3Rp. 25.000.0000,2Rp. 5.000.000
4Rp. 25.000.0000,2Rp. 5.000.000
5Rp. 25.000.0000,2Rp. 5.000.000
Total ProfitJumlah InvestasiRp. 25.000.000Rp. 50.000.000
Profit SharingRp. -25.000.000
Berdasarkan kriteria Profit Sharing, usulan proyek investasi tersebut sebaiknya ditolak kerena Profit-nya negatif. Artinya dana sebesar Rp. 50 juta yang diinvestasikan selama 5 tahun dalam proyek tersebut dapat menghasilkan profit sharing cash flow sebesar Rp. -25.000.000
Akan berbeda hasilnya, jika dengan contoh yang sama, namun besaran nisbah bagi hasilnya 60:40,
Cash flow = 25.000.000 x 0,4 = 10.000.000
Waktu investasi = 10.000.000 x 5 = 50.000.000
Artinya, jika proyek investasi tersebut diterima, dengan nisbah bagi hasil 60:40 jumlah antara profit dan modal itu sama (impas).
Penilaian kelayakan investasi dengan menggunakan NPV, yang mengedepankan analisis kelayakan finansial, tentu akan menolak proyek investasi dengan nilai cash flow bersih yang lebih kecil dari modal, karena pihak investor akan mengalami kerugian.
Berikut ini adalah estimasi penerimaan dan pengeluaran perusahaan PT. Usaha Anda yang bergerak dibidang industri makanan dalam waktu enam bulan.
Untuk menyusun proyeksi arus kas untuk bulan January sampai dengan bulan juni, dilakukan dengan asumsi sebagai berikut :
  • Saldo kas awal Rp 10,000,000
  • Saldo kas minimum yang harus dipertahankan sebesar Rp 10,000,000/bulan
  • Platfond pinjaman yang diberikan oleh bank adalah sebesar Rp 50,000,000 dengan bunga 10 % flat jangka waktu 1 tahun, tetapi pencairannya sesesuaikan dengan kondisi arus kas pada perusahaan.
4.  TRANSFORMASI KARAKTERISTIK ALTERNATIF PROYEK KEDALAM DIMENSI MONETER

Dalam pengalaman ekonomi saya, membuat proyek catu daya atau power supply untuk kebutuhan rumah tangga. Dalam proyek tersebut membutuhkan beberapa alat dan rincian - rincian dananya untuk membuatnya dan dana modal tersebut bisa kembali atau lebih dari modal tersebut, atau dapat dijual dengan harga tinggi.
rincian alat dan dana tersebut sebagai berikut :


Nama Barang
Harga Satuan
Keterangan
Papan PCB 4 buah
5000 x 4 = 20.000

Resistor 250 ohm 2 buah
200x2 = 400

Trafo CT 1 biah
50.000

1000 ohm 4 buah
300x4 = 1200

Transistor buah
500

Kapasitor 1 uf buah
500

Dioda bridge 1 buah
5000

IC 7812 2 buah
5000

LED 4 buah
250x4 = 1000

Solder + timah 1 buah
70.000

Papan mika + skotlet warna
100.000
Cover dan box
TOTAL
253.600

Harga total dari alat dan bahan tertera 253.600 rupiah ditambah dana dadakan untuk print dan lain-lain sebesar 20.000 rupiah
Perkiraan untuk penjualan sekitar 350.000 rupiah 
Maka keuntungan dari proyek ini sebesar 76.300 rupiah

No comments:

Post a Comment